Romo Alex Dirdja, SJ dimata umat dan orang-orang yang mengenalnya sungguh istimewa. Dalam perjalan hidupnya membiara, Romo Alex, SJ telah bertugas di beberapa tempat atau paroki dan yang terakhir di Paroki Cililitan, Paroki persinggahan terakhirnya.
Kesedihan dan duka cita meliputi semua sahabat dan orang-orang yang mengenalnya seperti Ketua RW 001, umat pengikut Sadhana, umat yang menjadi Katolik karena Romo Alex dan juga umat yang sekarang tinggal jauh, yang dulunya sering berinteraksi karena pekerjaannya di sekolah Paroki Cililitan.
Berikut ini beberapa kesan yang berhasil kami kumpulkan tentang kesan mereka terhadap Romo Alex Dirdja.
Romo Alex yang nJawani dan senyumnya yang meneduhkan – Tuntun Rahayu, Ketua RW 001 Kramat Jati.
“Tidak akan melihat senyum yang meneduhkan lagi. Tidak akan ada yang menyapa dengan bahasa Jawa kromo Inggil, yang dilanjut dengan senyumnya.
Karena tahu saya akan membalasnya dengan bahasa Indonesia. Romo Alex yang njawani. Selamat jalan Romo Alex.
Semoga Romo ditempatkan ditempat terbaik di surga Bapa Yang Mulia. Amin.”
“Nasihat dan Kotbah Romo Alex, SJ yang memberi terang dan damai. – Endang Sri, KPKHHH Yayasan St. Markus 2021-2022, UMat Paroki Ngrambe, Ngawi.
“RIP Romo Alex Sudirdja.
Masih terngiang lagi – lagu abadi dan indah dari Romo Alex ketika memberi renungan.
Lagu Pujilah Tuhan yang dinyanyikan 3x berturut turut dari nada tinggi ke rendah, dari suara nyaring hingga perlahan menghilang. Ini sungguh membekas di hati.
Nasihatnya, kotbah- kotbahnya selalu memberi terang dihati, dipikir terasa damai. Usai mendapat siraman rohaninya. Sapaannya yang sopan dan ramah, senyum tulus menyambut umat begitu tulus dan menyentuh kalbu. Selamat jalan Romo Alex.”
Doa Completorium yang Manjur Dari Guru Sadhana yang Rendah Hati. – Kurniasih Budi, Editor Terpantau.com, Umat Paroki Cilangkap.
“Aku kenal Sadhana awalnya dari baca buku. Sekitar tahun 2008, diajak Andrie ikut Sadhana di Paroki Cililitan. Waktu itu lagi galau karena masalah relationship.
Akhirnya ikut latihan dan dapat kesempatan tatap muka langsung dengan Romo Alex Dirdja.
Dia sempat sharing terkait Doa Bapa Kami dengan membedah makna simbolis kata per kata atau frasa.
Dia juga sempat cerita tentang Doa Completorium yang dia ajarkan ke orang Batak (non Katolik) yang sedang menghadapi sakratul maut.
Orang itu rumahnya di lembah, jauh dari jalan raya. Dia perintahkan keluarganya untuk panggil romo yang lewat di jalan. Saat itu romo naik mobil mau pergi ke suatu tempat. Mungkin yang sakit itu orang sakti, bisa tahu ada romo di jalan.
Romo Alex mendoakan dengan ucapkan Doa Completorium, “Ke dalam tangan-Mu kuserahkan hidupku, ya Tuhan penyelamatku.”
Dia sarankan kami, peserta Sadhana untuk ucapkan juga menjelang tidur sebagai bentuk doa penyerahan kepada Tuhan.
Terbukti manjur dan menghibur orang yang dalam kesesakan, kesulitan, persoalan.
Guru Sadhana yang rendah hati bagi umat Katolik yang mencari Kerahiman Ilahi.”
Semboyan dari Begawan Rohaniawan, Lebih Baik Aku Mati Pada Saat Melayani. – Theresia Suci, Umat Cililitan.
“Seorang Begawan Rohaniwan yang tak kenal lelah didalam pelayanan,meski dalam usia senjanya , dimanapun kapan saja, bila beliau merasa sehat,pasti akan hadir dan selalu hadir.
Dalam memimpin Misa,tidak lagi memerlukan text, karena sudah qatam (sesungguhnya juga karena keterbatasan penglihatan beliau yang mulai terganggu)
Sesuai dengan semboyannya, “Lebih baik aku mati pada saat melayani.”
Hal yang paling terkesan adalah kebiasaan beliau sejak dahulu kala, menghampiri pada petugas koor, setelah selesai Misa.
Selalu menyapa, tersenyum dengan suara lantang. Suaranya yang merdu, lantang, tegas dan jelas selalu terkenang kenang.
Hari Minggu, 22 Oktober 2023 adalah Misa terahir yang beliau persembahkan di Misa Kedua pukul. 09.00 WIB.
Dengan didampingi Romo Paulus Andri Astanto, SJ., beliau menaiki kursi roda, yang dibantu oleh para prodiakon dan Romo.
Mencoba bangkit dari kursi roda dengan dibantu Romo, suaranya bergetar mulai melemah, setengah terbata bata beliau mencoba menyampaikan doa doa, bahkan sempat oleng kebelakang, hampir jatuh.
Bersyukur Romo Andri dengan sigap membantu untuk duduk kembali di kursi roda.
Kemudian selesai Misa, masih sempat melayani anak anak yang mohon berkat dan sementara anak anak yang lain meminta tanda tangan kepada Romo Andri.
Itulah pelayanan akhir yang masih aku ikuti bersama Romo Alex Dirja, SJ dan Romo Paulus Andri, SJ. “
Romo Alex yang Baik Banget dan Humble. – Fransisca Umi, Sarpras Yayasan Asisi Tebet, Umat Cilangkap.
“Saya masih belum jadi Katolik pada waktu itu. Tahun 1998, waktu itu saya tinggal di Jalan Jaya Kusuma Kel. Makassar.
Saya dengar dari umat bernama Ibu Rono bahwa Romo Alex itu baik banget dan humble. Sampai saya penasaran. “
Leave A Comment