Tiap tahun sebelum BKSN semua paroki di KAJ menyelenggarakan lomba-lomba Kitab Suci secara berjenjang mulai dari paroki, Dekenat dan puncaknya penyelenggaraan final di KAJ menjelang akhir bulan September. Penulis yakin bahwa setiap menyelenggarakan Lomba Kitab Suci di paroki terasa Allah selalu menyertai kami, namun di tahun 2023 ini, sungguh terasa spesial, kami benar-benar merasakan kehadiran Allah selama menyelenggarakan Lomba Festival Kitab Suci 2023 di Paroki yang baru saja kami selesaikan. 

Dari Judul renungan peristiwa yang kami pilih di atas sangat berkorelasi dengan peristiwa yang baru saja kami alami; yaitu korelasi antara domba dan Yesus (Allah), domba merupakan perlambangan dari manusia. Kisah ini kami tuliskan berdasarkan pengalaman saat menyelenggarakan Festival Kitab Suci di paroki; ternyata kami merasakan bahwa saat menyelenggarakan lomba di paroki tersebut Yesus / Allah hadir bersama kami. Dalam konteks tulisan ini, penulis mengkaitkan perikop Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7 mengenai “Perumpamaan tentang domba yang hilang”, dan keterkaitan ini akan disesuaikan dengan kondisi yang penulis rasakan. Kata domba yang hilang melambangkan manusia/umat Allah yang belum kembali ke Gereja Katolik sehingga belum menemukan kemuliaan Allah. Penulis sengaja tidak mengambil istilah domba yang hilang/tersesat karena kurang pas bila peristiwa yang akan dikisahkan saat penyelenggaraan Festival Kitab Suci di Paroki menempatkan peserta lomba sebagai domba yang hilang, penulis lebih sreg dengan mengatakan sebagai domba yang belum kembali ke kandang Allah / Yesus. Kalau membaca kedua perikop di atas, domba yang tidak sesat/hilang melambangkan orang yang saat ini telah menjalani hidup kekatolikan, yaitu mereka yang telah percaya kepada Yesus, menjalani kehidupan kerohanian secara katolik menerima kehadiran Yesus dalam sakramen ekaristi, bertobat dari dosanya, dan sebagainya.

Mengikuti salah satu agenda KAJ selama BKSN 2023, kami menyelenggarakan Festival Bulan Kitab Suci di Paroki tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2023, dengan pertimbangan agar paroki kami dapat menyampaikan usulan peserta lomba sebelum penyelenggaraan Technical Meeting di Dekenat Timur pada tanggal 27 Agustus 2023 (Dekenat Timur menyelenggarakan Lomba tanggal 3 September 2023).

Sejak pertengahan Juli yang lalu kami sudah mulai mengajak para Ketua Lingkungan supaya melibatkan umat Lingkungan ikut memeriahkan Lomba Festival Kitab Suci,  dan himbauan ini kami ulang lagi saat mengadakan Sosialisasi BKSN di akhir Juli 2023. Namun hingga minggu pertama Agustus 2023, belum ada satupun umat paroki yang mendaftar sebagai peserta Lomba Festival Kitab Suci. Disini kami merasakan pertama kali campur tangan Allah dalam menjaring peserta lomba, karena dalam kebimbangan untuk mendapatkan peserta lomba, tiba-tiba ada dorongan untuk menghubungi Sekolah St Markus. Setelah menemui pihak sekolah St Markus, kami mendapat banyak peserta lomba dari siswa-siswi SD maupun SMP St Markus, kemudian disusul oleh beberapa dari lingkungan juga ikut mendaftar. Campur tangan Allah kedua yang kami rasakan ketika memperoleh info dari SD St Markus bahwa ada beberapa peserta yang mendaftar ternyata non Katolik. Kebimbangan mulai muncul kembali, mau mengikuti aturan main di KAJ atau membiarkan umat katolik di paroki kami berlomba dan bergembira bersama dengan saudara kami yang non katolik. Akhirnya kami tidak menolak peserta lomba yang non katolik dengan pertimbangan agar juga dapat menyuarakan Sabda Allah dan bergembira bersama suadara-saudara kita non katolik dan berjanji pada diri kami bahwa nanti yang akan didaftarkan ke Dekenat Timur hanya peserta yang katolik.

Masalah timbul lagi setelah lomba selesai kami laksanakan, tepatnya pada katagori Amsal Anak2, yaitu ternyata Juara 1 peserta non katolik, juara 2 peserta non katolik dan juara 3 sebut saja si A diragukan katolik atau bukan. Jelas sesuai janji kami maka juara 1 dan juara 2 pasti tidak kami daftarklan sebagai peserta lomba di Dekenat Timur. Mulailah kami menginvestigasi juara ke 3 apakah layak kami daftarkan ke Deklenat Timur, dengan menanyakan ke orang tua peserta juara 3 (si A), kami peroleh info bahwa si A merupakan buah dari perkawinan campur ibu katolik, ayah non katolik, dan si A tersebut 3 bersaudara dan ketiganya belum katolik. Semula kami akan memutuskan untuk mendaftarkan  peserta urutan ke 5 yang pasti katolik sebagai peserta lomba di Dekenat Timur (peserta urutan ke 4 juga non katolik). Uniknya kami rasakan lagi campur tangan Allah yang ketiga kalinya dalam memutuskan siapa peserta yang akan dikirim ke Dekenat Timur. Ibu si A berulang kali mengontak kami dan mengatakan kalau si A berharap bisa ikut lomba berikutnya. Ketika itu, penulis langsung teringat bahwa pernah berkomunikasi dengan K3S KAJ menanyakan apakah seorang katakumen (belum katolik) diijinkan untuk mengikuti lomba Festival Kitab Suci, dan pada waktu itu dijawab silahkan bila ada Surat Keterangan dari Paroki bahwa yang bersangkutan sedang mengikuti pelajaran untuk persiapan dibabtis secara katolik.

 

Dengan pemahaman di atas kemudian kami menyarankan kepada ibu si A agar menghubungi Ketua Lingkungan dan Katekese untuk mendaftarkan si A sebagai katakumen ke paroki; dan rupanya ibu si A tersebut telah berbulan-bulan yang lalu berniatan untuk menyelesaikan Kartu Keluarga Katolik namun belum terlaksana. Syarat untuk melengkapi diri sebagai katakumen tetap kami sampaikan kepada ibu si A, tentu saja kami memberi batasan waktu kepada ibu si A agar menyelesaikan pendaftaran sebagai katakumen beserta surat keterangannya, yaitu 2 hari sebelum Technical Meeting di Dekenat Timur. Luar biasa semangat Ibu si A (pasti ada kekuatan yang mendorong), dengan kami dampingi akhirnya dalam semalam sehari mampu menyelesaikan persyaratan pendaftaran dan persyaratan sebagai katakumen di sekretariat paroki;  bahkan bukan hanya si A yang didaftarkan sebagai katakumen, ke 3 orang anaknya  (yang 2 orang tidak ikut lomba Festival Kitab Suci) juga langsung didaftarkan sebagai katakumen di paroki oleh ibu mereka.

 

Dengan kisah di atas kami menyadari bahwa Allah/Yesus selalu mencari domba-domba-Nya yang belum pulang ke kandang Tuhan/Yesus. Yesus/Allah memanggil pulang domba-domba-Nya memalui segala macam cara. Kali ini melalui Lomba Festival Kitab Suci 2023 Yesus/Allah menyelamatkan domba-domba-Nya dengan memanggil pulang; kami sangat bahagia bisa berperan serta memanggil kembali domba-domba yang belum pulang ke kandang kembali memasuki kandang Allah/Yesus bersama domba-domba yang lain di paroki kami. Memang si A belum beruntung menjadi juara di Dekenat Timur namun kami yakin bahwa Tuhan menetapkan si A sebagai juara yang telah berhasil mendengarkan panggilan Yesus/Allah pulang kembali ke kandang Tuhan/ Yesus.     

 

Saat berperan aktif dalam penyelenggaraan Festival Kitab Suci di Paroki dan menuliskan kisah ini, penulis diingatkan akan ayat2 dalam Kitab Suci; antara lain cerita di Alkitab mengenai Perumpaan Domba yang Hilang (Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7), Gembala Pilih Tinggalkan 99 Domba & Cari yang Tersesat (Lukas 15:4–5). Walaupun Yesus tetap menyayangi 99 domba-domba-Nya yang selalu menyertainya, namun Yesus berkehendak agar 100 domba-domba-Nya tetap utuh bahkan bisa lebih. Ini gambaran bagaimana kasih Yesus kepada orang yang membutuhkan pertolongan, Yesus benar-benar ingin menyelamatkan manusia, dengan memanggil kembali ke kandang-Nya agar manusia menjadi selamat. Ibu dan ketiga anaknya tersebut dipanggil untuk kembali dan si ibu dengan semangat mendengarkan panggilan Tuhan serta mengajak ketiga anaknya ke kandang Tuhan/Yesus.   Kita bisa berperan serta dalam mewujudkan kehendak Yesus ini melalui evangelisasi diri kita dengan mencari saudara-saudara kita agar kembali bersama dalam satu kandang.

 

Selain ayat-ayat di atas, betapa indahnya ketika kita juga memahami Mazmur (23:1-6) yang menggambarkan Allah sebagai seorang gembala domba, tentram hidup kita karena Dia sebagai gembala tidak hanya memelihara namun juga membimbing (Mazmur23:2) kita sebagai kawanan domba-Nya. Ketika kita berada dalam kegelapan, dengan “Gada dan tongkat”-Nya (Mazmur 23:4) yang merupakan perangkat dan senjata seorang gembala, kita dituntun lepas dari kegelapan. Juga Mazmur23:5, Allah sebagai gembala selalu menyediakan hidangan bagi domba-domba-Nya. Allah juga menjaga kesehatan kita dengan mengurapi kepala umat-Nya dengan minyak. Dan akhirnya  dengan kebajikan dan kemurahan-Nya (Mazmur 23:6) kita akan tinggal dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Penulis bersyukur dan bangga telah ikut serta dalam tugas evangelisasi sehingga melalui penyelenggaraan Lomba Festival Kitab Suci 2023, dapat ikut berperan memanggil domba-domba pulang ke kandang. Karya Tuhan Yesus sungguh luar biasa, tanpa kita sadari ternyata Tuhan Yesus selalu menyertai setiap langkah kita dalam mewartakan Sabda Allah. Bagi kami, manfaat Lomba Festival Kitab Suci 2023 tidak hanya memanggil domba-domba yang belum pulang tetapi juga mengajak domba-domba yang sudah berada di kandang lebih memaknai Sabda Allah antara lain :

  • Para peserta Lomba lebih memaknai Sabda Allah dengan cara berlatih dan tampil selama lomba
  • Para orang tua khususnya orang tua peserta lomba katagori anak-anak berperan aktif melatih putra-putrinya agar tampil baik saat lomba; dengan demikian para orang tua ini dapat lebih memahami sabda Allah
  • Para Juri mempersiapkan diri dengan membaca perikop-perikop maupun ayat-ayat Amsal yang dilombakan agar dapat menilai dengan baik.

 

Jakarta, 15 September 2023

Salam dalam kasih Yesus,

Mas Glimpong gembira dan bangga dapat menjalankan tugas evangelisasi, melalui penyelenggaraan Lomba Festival Kitab Suci 2023