“Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mrk 10:25)
Cerita mengenai seekor unta masuk kedalam lubang jarum bisa di baca dalam Markus 10:17-30 tentang Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah. Cerita ini menceriterakan tentang seorang anak muda yang kaya, mendatangi Yesus dan menanyakan apa yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal. Jawaban Yesus agar anak tersebut mengikuti perintah Allah (10 perintah Allah) yang kemudian dijawab oleh anak tersebut bahwa dia telah mengikuti. Kemudian jawab Yesus; “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Markus 10:21). Merndengar jawaban Yesus anak muda tertsebut kecewa karena masih sayang akan hartanya kemudian meninggalkan Yesus.
Atas sikap anak muda tersebut Yesus memberi perumpamaan seperti pada ayat Markus 10:25 di atas kepada murid-murid-Nya. Banyak perumpamaan yang diucapkan oleh Yesus, namun kita belum memahami sepenuhnya akan makna dari perumpamaan yang diucapkan oleh Yesus; bahkan dalam kisah tersebut para murid-murid utama Yesus pun belum mengerti. Untuk memahami makna perumpamaan Yesus seperti pada Markus 10:25 kita perlu mendalami maksud kata demi kata tidak hanya artinya tetapi juga maknanya; sehingga apa yang dipesankan oleh Yesus dalam perumpamaan tersebut benar-benar kita pahami dan mengerti.
Pada awalnya ketika saya mendengar bacaan Injil dalam perikop tersebut, susah membayangkan perumpamaan “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”, bagaimana mungkin seekor binatang sebesar unta dipaksa masuk dalam lubang jarum yang hanya beberapa mm lebarnya. Berkali-kali perumpamaan ini saya dengar saat mengikuti misa, namun maksimal yang bisa saya pahami percaya bahwa Tuhan Maha bisa, pasti bisa memasukkan seekor unta melewati lubang jarum. Pemahaman yang demikian sangatlah dangkal, sehingga makna perumpamaan yang diucapkan oleh Yesus sama sekali belum tertangkap (terbatas sekedar percaya akan kuasa Allah).
Untuk memahami apa yang dipesankan dalam Kitab Suci, ternyata tidak cukup hanya sekedar membaca apa yang tertulis pada Kitab Suci. Kita perlu mencari arti kata-kata yang tertulis di Kitab Suci dari referensi lain. Ternyata lubang jarum yang dimaksud dalam perumpamaan tersebut adalah nama pintu darurat di kota Yerusalem. Sekitar tahun 30 M (jaman Tuhan Yesus) di Yerusalem terdapat pintu darurat model lorong memanjang, bagian atasnya melengkung seperti lubang jarum (lihat gambar di atas, sebelah kiri pintu darurat/lubang jarum dan sebelah kanan pintu normal untuk keluar masuk kota Yerusalem). Biasanya pintu gerbang utama ditutup pada sore hari, maka pintu darurat (model lubang jarum) yang difungsikan sebagai pintu keluar masuk ke kota Yerusalem dengan dijaga oleh 2 pengawal.
Pintu darurat model lubang jarum seperti gambar di atas, terlalu sempit dan rendah untuk dilalui oleh seekor unta, akan tetapi kenapa seekor unta dengan beban bawaan dapat dengan mudah melaluinya;
- Sebelum melalui lubang jarum tersebut beban bawaan unta diturunkan terlebih dahulu. Unta rela melepaskan beban bawaan yang oleh Yesus dimaknai sebagai harta benda. Berbeda dengan anak muda yang kaya dalam perikop Markuis 10:7-30 dia kecewa dan pergi ketika Yesus meminta untuk menjual harta bendanya dan membagikan kepada orang miskin, makanya dia sukar masuk kedalam kerajaan surga.
- Saat melewati pintu lubang jarum, yang sebelumnya unta sudah mengikuti keinginan tuannya dengan menurunkan semua beban yang ada dipunggungnya, kemudian menuruti perintah tuannya untuk menunduk dan kemudian ditarik oleh tuannya untuk melalui pintu lubang jarum. Unta adalah katagori hewan yang jinak dan penurut kepada tuannya, yang kalau dikaitkan dengan perumpamaan tersebut patuh kepada Yesus. Sedang anak muda yang kaya walaupun dia sudah menjalani 10 perintah Allah tetapi tidak patuh perintah Yesus untuk membagikan hartanya kepada orang-orang miskin
Cerita butir 1 dan 2 di atas menggambarkan perumpamaan Yesus bawa “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Untuk dapat masuk kedalam kerajaan surga kita harus mau menanggalkan beban duniawi dan mengikuti perintah Yesus.
Selanjutnya benarkah orang kaya tidak dapat masuk kerajaan Allah ? Sukar bukan berarti tidak bisa. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil asalkan mau bertobat kita bisa belajar dari Zakheus, si pemunggut cukai (Luk. 19:1-10). Kekayaan tidak bisa menjadi parameter garansi untuk masuk surga, kekayaan merupakan penghambat besar untuk memasuki Kerajaan Allah.
Doa : Bapa yang Maha Baik, ajarilah kami untuk berbelarasa kepada saudara-saudara kami yang kekurangan
Salam lubang jarum,
Mas Glimpong mau menjadi seperti seekor unta
Terima kasih atas pencerahan ini.