Dekorasi Altar : Melayani Lewat Keindahan

Menjadi Tim Dekorasi Altar harus mempunyai jiwa melayani, sabar dan mau belajar. Demikian ungkap ibu – ibu anggota Tim Dekor Altar dengan sumringah. Dalam struktur organisasi Paroki Cililitan, subseksi Dekorasi Altar berada di bawah koordinasi Seksi Liturgi. Menurut Ibu Ursula Inge – Ketua Sub Seksi Dekorasi Altar, anggota tim saat ini berjumlah 11 orang, dan semuanya ibu – ibu. Namun tidak menutup kemungkinan bagi umat yang ingin belajar atau hobi merangkai dapat bergabung, terbuka juga bagi bapak – bapak dan remaja putra jika ingin bergabung. Kegiatan ini selain untuk melayani gereja, bisa juga untuk menyalurkan hobi, juga tempat bersosialisasi satu minat yang cinta tanaman.

Ibu Veronica Agnes Sumarlia senang sekali menjadi anggota tim ini karena bisa mempersembahkan dekor untuk kemuliaan Tuhan dengan penuh suka cita. Pengalaman positifnya adalah tim bisa menerima segala kekurangan dan memperbaiki bersama- sama dan bisa bersenda gurau.

Pengalaman menyenangkan yang dirasakan ibu – ibu tim ini selama menjadi tim dekorasi altar antara lain senang bisa bekerja sama dalam tim dekor , saling membantu , berbagi ilmu, belajar hal baru dalam seni dekorasi altar. Belajar rangkaian – rangkaian dalam bentuk yang berbeda, senang dipercaya merangkai di titik – titik tertentu. Merasa sukacita saat Romo dan umat mengapresiasi hasil dekorasi. Kiranya pengalaman positif ini yang menguatkan selama melayani dan menghadapi tantangan.

Tantangan dan kesulitan tentu dialami selama melayani. Tanaman hiasnya terbatas. Komentar umat yang kadang kurang menghargai hasil rangkaian tanaman, tidak sedikit orang yang akan berkomentar, baik atau buruk hasilnya pasti akan dikomentari. Tantangan lain adalah harus bisa merangkai cantik dengan stok tanaman terbatas di belakang gereja, merawat tanaman supaya tetap sehat dan segar.

Nah, saat misa pemberkatan perkawinan, tantangannya berbeda lagi, tim harus bisa merangkai paduan bunga potong dan tanaman dalam pot serta menerjemahkan kemauan pengantin dalam bentuk rangkaian yang cantik. Menantang karena harus bisa koordinasi antara budget, kesadaran ekologis dengan kemauan pengantin yang sebagian besar ingin bunga potong karena keindahannya di hari bahagia mereka.

Namun segala tantangan, kesulitan dan hambatan tersebut dapat teratasi dengan rasa melayani, kerja sama tim dan mohon bimbingan Roh Kudus dalam setiap kegiatan.

Gereja Santo Robertus Bellarminus semakin peduli pada keutuhan ciptaan. Tim dekorasi menerjemahkan pesan ini dalam dekorasi yang ramah lingkungan. Konkretnya, misalnya, semakin banyak menggunakan tanaman hidup dan mengurangi bunga potong.

Dalam melakukan pelayanan dekorasi altar, tim selalu berpegang pada panduan yang telah diberikan oleh Gereja Katolik,

Semuanya harus ditata secara serasi, dan tidak boleh menghalangi pandangan umat, sehingga mereka dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di altar atau yang diletakkan di atasnya. (PUMR 307)

Dalam menghias altar hendaknya tidak berlebihan. Selama Masa Adven penghiasan altar dengan bunga hendaknya mencerminkan ciri khas masa ini ( masa penantian penuh sukacita), tetapi tidak boleh mengungkapkan sepenuhnya sukacita kelahiran Tuhan. Selama Masa Prapaskah altar tidak dihias dengan bunga, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV), hari raya dan pesta yang terjadi pada masa ini.

Hiasan bunga hendaknya tidak berlebihan dan ditempatkan di sekitar altar, bukan di atasnya.

(PUMR 305)

Kembali diingatkan oleh Bapa Antonius Subianto Bunjamin, OSC – Uskup Bandung :

Dekorasi liturgis yang mewujudkan rupa-citra surgawi, diantaranya hiasan bunga yang sesuai dengan misteri liturgi yang dirayakan. Bunga bukanlah sekadar hiasan belaka, tetapi mau dan mampu berbicara tentang liturgi yang berlangsung.

Indah bersahaja. Nobili Simplicitate. Mengandung ajaran dan harapan Gereja tentang bagaimana sebaiknya mewujudkan dekorasi untuk perayaan liturgi. Kesederhanaan nan luhur.

Kiranya rangkaian tanaman dan bunga-bunga semaksimal mungkin dapat membantu umat untuk merasakan suasana sakral untuk memuji dan memuliakan Tuhan.