Minggu 25 Februari 2024, sekitar 90 an orang menghadiri Talkshow Edukasi : Generasi Bebas Stunting di Aula Paroki Cililitan lantai 2. Peserta bukan hanya dari umat Paroki Cililitan saja, namun dihadiri pula oleh perwakilan Paroki Halim, Puskesmas Kramat Jati, ibu – ibu aktivis dan kader Posyandu dari Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Makasar. Lintas agama.
Mengapa isu stunting menarik minat?
Masalah stunting pada anak mempengaruhi kualitas sumber daya generasi masa depan bangsa. Menurut penelitian World Population Review 2023, angka rata-rata kecerdasan (IQ, Intelligence Quotient) masyarakat Indonesia termasuk
rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, yakni 78,49 (Kumparan, 01/12/2023).Indonesia menempati posisi ke-10 dari 11 negara di Asia Tenggara.
Menyadari bahwa masalah stunting menjadi masalah kita bersama, maka umat Katolik KAJ – yang sedang berdinamika dalam semboyan Semakin Mengasihi, Semakin Peduli, Semakin Bersaksi – terpanggil untuk peduli terhadap masalah ini dan mencari jalan-jalan baru untuk mewujudkan kepeduliaan itu. Gereja Katolik KAJ mengangkat tema HPS 2023 Solidaritas Pangan Sehat untuk Generasi Bebas Stunting.
Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Cililitan sebagai panitia penyelenggara Hari Pangan Sedunia 2023 mempunyai tujuan utama mencegah dan menurunkan angka stunting di Paroki Cililitan serta mencegah anak-anak stunting di lingkungan masing-masing. Tujuan lain adalah penyadaran pola makan sehat dan pemberian makanan bergizi pada remaja puteri dan ibu hamil hingga menurunkan risiko anak yang akan mereka lahirkan mengalami stunting.
Acara dibuka dengan menayangkan video – video edukasi dan Surat Gembala 2023 mengenai stunting. Dinamika talkshow dipandu moderator dr. Yulius Handoko yang juga pendamping DPH bidang pelayanan.
Pada talkshow ini, dr. Chatarina Dian Wahju Utami, SpA memaparkan indikator pertumbuhan anak yang sehat, panduan makanan bergizi baik komposisi maupun fungsinya. Pentingnya pemenuhan gizi 1000 hari pertama kehidupan anak.
Romo Adrianus Suyadi, SJ selaku Ketua Komisi PSE menjelaskan latar belakang Gereja Katolik mengangkat isu stunting. Kenyataan bahwa angka stunting balita Indonesia pada 2022 adalah 21,6 persen (tinggi) sedangkan Indonesia hasilkan 23-48 Juta ton sampah makanan per tahun (senilai Rp 330 trilliun), sementara masih banyak anak yang stunting dan masyarakat kekuarangan gizi. Berangkat dari keprihatinan sosial masyarakat ini, Romo Suyadi memberikan inspirasi kegiatan – kegiatan yang dapat dilaksanakan PSE, koordinasi dan kerjasama dengan Puskesmas, Posyandu dan tenaga kesehatan agar aksi – aksi yang dilakukan dapat berdampak. Aksi ini diupayakan secara berkelanjutan.
Percepatan penurunan angka stunting di Indonesia dipaparkan secara detail dan menarik oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr Maria Endang Sumiwi M.P.H. Salah satunya adalah Kementerian Kesehatan telah menetapkan strategi pemberian makan bayi dan anak dengan rekomendasi 4 standar PMBA, mulai tahun 2024, praktik MP-ASI akan dipantau secara rutin per triwulan untuk melihat 3 aspek. Berbagai intervensi – intervensi , edukasi dan gerakan edukasi kepada masyarakat. dan paparan bagaimana peran paroki mencegah stunting.
Audiens menyimak acara ini dengan antusias. Terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang terlontar di sesi tanya jawab.
Di akhir acara, PSE memberikan apresiasi kepada narasumber dan audiens yang hadir. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama.
Tahun ini HPS bukan hanya satu hari namun rangkaian satu tahun dengan kick off program di bulan September 2023 dan berakhir di Agustus 2024. Pada pelaksanaannya, PSE ingin ini menjadi sebuah gerakan bersama umat, mengupayakan pelibatan sebanyak mungkin pihak, seksi, kategorial, UMKM maupun personal yang terpanggil dan atau secara aktif mendukung serta melakukan aksi.
kerren..!