Riwayat hidup John Main, OSB
(1926-1982)
(Oleh Stefan Reynolds)

Tradisi mistik bersumber dari Tuhan, yang mewahyukan diriNya melalui pengalaman manusia. Pengalaman ini bervariasi dan sangat kaya seperti yang tampak dalam kehidupan orang orang tertentu sepanjang sejarah umat manusia. “”Sabda”” menjadi “”daging”” selalu muncul dalam keunikan orang tertentu pada masanya. Memang ada perbedaan antar individu tapi juga ada benang merah yang menghubungkannya. Tradisi diturunkan, berkembang dan menjadi ajaran, suatu ajaran yang hidup.

Kesinambungan dan penyesuaian dari tradisi mistik ini dapat dilihat dalam kehidupan Pastor John Main. Dari tradisi doa para rahib abad ke empat ia mengambil spiritualitas monastik keluar dari dinding biara. Ia memperlihatkan bahwa “”doa murni””, doa yang dilakukan tanpa berpikir atau berimajinasi merupakan suatu panggilan universal, merupakan milik umat Kristiani dan buah rahmat dari pembaptisan. Dengan demikian tradisi doa monastik seperti bak penampung yang mengalirkan air keluar dari bak agar dapat digunakan oleh semua orang. Relevansi universal dari tradisi doa monastik tersebut mempunyai dimensi yang lebih luas sehingga Meditasi Kristiani berkaitan juga dengan tradisi meditasi lainnya dari dunia Timur.

Pada tahun 1950 John Main belajar bermeditasi dengan menggunakan mantra dari seorang pandita Hindu di Malaysia. Kemudian ia juga menemukan tradisi yang sama didalam konperensi para bapa padang gurun yang dicatat oleh Yohanes Cassianus.

Doa yang diajarkan oleh Pastor John Main bukan teoritis semata tetapi berdasarkan pengalaman nyata. Perhatian utamanya ialah untuk mempertemukan umat manusia dengan Tuhan didalam keheningan batin mereka. Dalam era globalisasi, dialog antar agama menjadi sangat penting. Pastor John Main merasa bahwa doa dari tradisi monastik merupakan jawaban yang praktis untuk mengatasi keterasingan antar umat manusia dan kebutuhan akan komunitas dalam masyarakat dewasa kini

Diambil dari : Komunitas Meditasi Kristiani Indonesia