Bunga Kastuba atau Poinsettia, Pemanis Dekorasi Natal. Photo diambil oleh Panitia Natal 2023

Semua pasti sudah pernah melihat bunga merah darah yang cantik ini, terutama pada saat Natal.

Bunga Kastuba atau Poinsettia ini dikatakan sebagai bunga resmi Natal.

Bunga merah darah ini aslinya dari Amerika Tengah mempunyai nama Latin Euphorbia pulcherrima.

Kastuba atau Poinsettia adalah tanaman subtropics dari Meksiko bagian selatan dan Amerika Tengah.

Nama Poisenttia diambil dari nama Duta Besar pertama Amerika Serikat untuk Meksiko , Joel Robert Poinsett.

Konon kabarnya, Poinsett ini yang mengenalkan Kastuba ke Amerika Serikat pada tahun 1825.

Kastuba atau Poinsettia ini merupakan tanaman perdu dengan tinggi tinggi 60 cm hingga 4 meter. Daunnya berbentuk oval, berwarna hijau tua, dengan panjang sekitar 7–16 cm.

Bunga kastuba atau Poinsettia disebut cyathia bergerombol di ujung batang tersusun dalam rangkaian dan tidak mempunyai daun mahkota.

Tetapi di bawahnya terdapat daun bagian atas atau Braktea yang berwarna merah tua, merah jambu dan putih.

Daun tanaman bagian atas yang berwarna menarik inilah yang sering disangka sebagai bunga padahal itu sebenarnya daun.

Kastuba atau Poinsettia merupakan bunga yang unik karena ia menyenangi sinar matahari pagi, tetapi senang keteduhan di saat hari mulai panas.

Tanaman kastuba atau Poinsettia tidak cocok untuk lingkungan beriklim dingin, terutama dibawah 10 derajat Celcius.

Kastuba atau Poinsettia menjadi bunga resmi Natal ketika seorang bernama Paul Ecke Jr mengirim tanaman poinsettia gratis ke studio TV di seluruh negeri.

Akhirnya tren ini menjadi populer dan menjadikan kastuba atau poinsettia sebagai salah satu dekorasi Natal.

Bahkan Kongres AS bahkan menyatakan 12 Desember sebagai Hari Poinsettia Nasional yang merupakan peringatan kematian Poinsett.

Menurut legenda Meksiko kuno yang melatarbelakangi hal ini, dahulu ada seorang gadis muda bernama Pepita yang sangat miskin. Pepita sedih karena kemiskinannya tidak dapat memberi hadiah pada bayi Yesus.

Sepupu Pepita menghiburnya dan mengatakan bahwa Yesus akan menyukai hadiah apa pun darinya, bahkan yang terkecil sekalipun.

Setelah mendapat hiburan dari sepupunya itu, Pepita kemudian mengumpulkan ilalang liar selama perjalanan ke gereja dan meninggalkan ilalang di bawah palungan. Tiba-tiba ilalang itu berubah menjadi bunga berwarna merah yang indah.

Dari kisah Pepita inilah kemudian hari Natal identik dengan warna merah dan hijau. Sejak saat itu Poinsettia atau Kastuba Merah, bunga berwarna merah tersebut dikenal dengan istilah Flores de Noche Buena atau Bunga Malam Suci.

Bunga kastuba memiliki warna merah sebagai perlambang darah Kristus dan daun putih melambangkan kemurniannya.

Warna-warna ini akhirnya menjadi lambang warna perayaan Natal setiap tahunnya. Oleh sebab itu, hingga sekarang orang-orang menggunakan bunga kastuba untuk mempermanis gereja dan rumah mereka.

Sebelumnya dalam kisah yang lebih lama, dalam folklore Amerika Selatan, kastuba merupakan tokoh utama dalam mitos penciptaan yang dipercaya Suku Maya sebagai makhluk perkasa dari dunia lain.Dalam bahasa Nahuatl, konon tanaman ini disebut cuitlaxochitl (bunga kotoran), karena benihnya tumbuh di atas kotoran burung yang makan bijinya.

Dalam bahasa Spanyol, tanaman ini disebut disebut flor de pascua (bunga Paskah), flor de nochebuena (bunga malam Natal), atau arbolito de navidad (tumbuhan Natal). ***